Kamis, 07 Juli 2011

"Perlukah kita marah?"

Suatu kali seseorang bertanya kepada saya, bolehkah kita marah?
Pertanyaan yg nampaknya sederhana ini, mungkin bisa dijawab dengan menyebutkan beberapa alasan, mengapa kita tidak boleh marah, menurut latar belakang pengetahuan yg sudah dimiliki setiap pribadi mengenai sisi negatif dari kemarahan.
Referensi ayat pokok, kitab Amsal.

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia secara pribadi mempunyai pikiran, perasaan dan kehendak. Dan karena manusia mempunyai perasaan/emosi, maka setiap manusia pasti akan mengalami rasa suka-cita, perasaan sedihdan juga marah/emotional.
Karena itu kita seharusnya bisa melihat dan menilai kemarahan yg terjadi secara objektif tidak didasarkan pada satu sudut pandang saja. Kita juga tahu Yesus sendiri yg datang sebagai manusia, pernah marah ketika melihat rumah Allah dijadikan tempat berjual beli.
Sebelumnya mari kita lihat dari sudut pandang bahwa kemarahan menjadi suatu hal yg merugikan.
Beberapa referensi ayat alkitab mencatat, kemarahan mempunyai dampak negatif dan sebaiknya dihindari, dalam hal ini adalah kemarahan yg tidak diinginkan Tuhan terjadi, karena membawa dampak yg merugikan.
1. Orang yg lekas gusar/marah. Tergolong orang yg tidak bisa mengendalikan emosi/perasaannya.
"janganlah bertemandengan orang yg lekas gusar, jangan bergaul dengan seorang pemarah. Supaya engkau jangan menjadi biasa dengan tingkah lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri." (Amsal 22: 24-25).
"Orang yg sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan." (Amsal 14: 29).
"Seorang istri yg suka bertengkar serupa dengan tiris yg tidak henti-hentinya menitik pada waktu hujan. Siapa menahannya menahan angin, dan tangan kanannya menggenggam minyak." (Amsal 27: 15-16).
"Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah melekat dalam dada orang bodoh." (Pengkotbah 7: 9).
2. Kemarahan yg tidak tepat sasaran.
"Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya." (Amsal 29: 11).
"Jika orang bijak berperkara dengan orang bodoh, orang bodoh ini mengamuk dan tertawa, sehingga tak ada ketenangan." (Amsal 29: 9).
3. Kemarahan yg dibuat-buat. Biasanya untuk menutupi kesalahan diri sendiri.
"Siapa menyembunyikan pelanggaran tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." (Amsal 28: 13).
"Pencemooh mengacaukan kota, tetapi orang bijak meredakan amarah." (Amsal 29: 8).
4. Kemarahan karena iri hati atau karena perbuatan jahat orang lain.
"Janganlah menjadi marah karena orang yg berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang fasik." (Amsal 24: 19).
Setelah memahami penjelasan di atas, kita menyadari bahwa kemarahan yg tidak dikehendaki Allah adalah 'sifat marah yg ada pada manusia', adalah sifat marah yg tidak terkendali dan kemarahan yg tidak pada kondisi dan sasaran yg tepat, coba bandingkan dengan kemarahan yg mempunyai nilai positif dan yg bertujuan baik di bawah ini.
Kemarahan yg mempunyai nilai positif adalah kemarahan yg mempunyai arah tujuan yg jelas, untuk suatu kebaikan. Dibedakan menjadi 2 yaitu, kemarahan yg berwujud tegoran yg tidak disertai tindakan disiplin dan kemarahan dalam wujud tegoran yg disertai tindakan untuk mendisiplinkan.
1. Kemarahan dalam wujud tegoran yg tidak disertai tindakan disiplin adalah kemarahan yg tidak diwujudkan dengan luapan emosional yg membabi buta, tetapi melalui tegoran yg lemah lembut dan disampaikan pada sasaran yg tepat dan di waktu atau kondisi yg tepat.
"Perkataan yg diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak. Tegoran orang yg bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yg mendengar." (Amsal 25: 11-12).
"Karena perintah itu pelita dan ajaran itu cahaya, dan tegoran yg mendidik itu jalan kehidupan." (Amsal 6: 23).
"Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan tegoran, tersesat." (Amsal 10: 17).
"Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengar tegoran, memperoleh akal budi." (Amsal 15: 32).
2. Kemarahan dalam wujud tegoran yg disertai tindakan disiplin, adalah tegoran dan tindakan disiplin yg dilakukan karena pelanggaran yg berat dan memerlukan suatu tindakan tegas.
"Ketika hari raya paskah Yesus berangkat ke Yerusalem. Di dalam bait suci didapatiNya padagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari bait suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkanNya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikanNya. Kepada pedagang-pedagang merpati, Ia berkata, 'ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah BapaKu menjadi tempat berjualan." (Yohanes 2: 13-16).
Jadi jika orang tua melihat anaknya terlibat dalam tindakan yg tidak baik, seperti narkoba, minuman keras, judi dll, apakah ia tidak akan menegor dan menghukum anaknya?
"Tongkat & teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yg dibiarkan mempermalukan ibunya." (Amsal 29: 15).
"Dengan kata-kata saja seorang hamba tidak dapat diajari, sebab walaupun ia mengerti, namun ia tidak mengindahkannya." (Amsal 29: 19).
"Jangan menolak didikan dari anakmu, ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati." (Amsal 23:13-14).
"Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya." (Amsal 19: 18).
HAL-HAL YG PERLU DIPERTIKAN KETIKA PERASAAN AMARAH MUNCUL.
1. Tetap menjadi sabar.
"Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yg sabar memadamkan perbantahan." (Amsal 15: 18).
2. Kendalikan emosi dengan tetap berkata-kata dengan lemah lembut.
"Jawaban yg lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yg pedas membangkitkan marah." (Amsal 15: 1).
"Orang yg sabar melebihi seorang pahlawan, orang yg menguasai dirinya, melebihi orang yg merebut kota." (Amsal 16: 32).
3. Jadilah bijak.
"Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yg bijaksana, bersabar. Orang yg tak berpengalaman mendapat kebodohan, tetapi orang yg bijak bermahkotakan pengetahuan." (Amsal 14: 17-18).
"Teguran orang yg bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yg mendengar." (Amsal 25: 12).
4. Tetap berpijak pada firman Tuhan.
"Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yg mendidik itu jalan kehidupan." (Amsal 6: 23).
5. Tetap tenang.
"Orang yg sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan. Hati yg tenang menyegarkan tubuh tetapi iri hati membusukkan tulang." (Amsal 14: 29-30).
"Janganlah menjadi marah karena orang yg berbuat jahat, jangan iri kepada orang fasik." (Amsal 24: 19).
6. Tetap mengucapkan perkataan yg baik.
"Perkataan yg menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang." (Amsal 16: 24).
KESIMPULAN
Kemarahan tidak selalu mempunyai nilai negatif, tetapi jika kita mengetahui ada suatu pelanggaran/kesalahan, dan kita tidak menegor dan berusaha mendidik ke arah yg lebih baik, itu juga bukan cerminan orang yg memiliki kasih.
"Jika engkau tahu bahwa kamu bisa melakukan sesuatu yg baik, tetapi engkau tidak melakukannya, engkau berdosa."

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar